Senin, 19 Juli 2021

MENULIS BUKU DARI KARYA ILMIAH

 


Tanggal Pertemuan : 19 Juli 2021 

Resume ke              : 4 
Tema                        : Menulis Buku Dari Karya Ilmiah
Narasumber            : Ibu Noralia Purwa Yunita, M.Pd.
Gelombang             : 19
Moderator              : Ibu Aam Nurhasanah

Sepintas membaca flayer, semula saya kurang tertarik dengan judulnya, menulis buku dari karya ilmiah, serasa akan banyak kendala jika saya mempraktekannya, karena menulis buku saja bagi saya masih belum berhasil, apalagi membuatnya dari karya ilmiah. Saya masih harus mencari karya ilmiah milik orang, saya pelajari dulu dan saya peras intisari yang terselip di antara paragraf satu dan paragrap lain.

Satu sisi terasa sulit dan sisi lain ini sebuah tantangan, siapa tahu setelah membaca pemaparan pemateri saya mendapat pencerahan baru.

Dua puluh menit lagi acara dimulai, sayapun bersiap-siap menyalakan laptop dan siap mengunduh materi kalau-kalau file yang dibagikan berukuran agak besar. Kalau diunduh dari hp cukup membuat penuh penyimpanan di hp.

Terkait nara sumber, beliau bernama Ibu Noralia Purwa Yunita, M.Pd., beliau ternyata peserta gelombang 8 di kelas belajar menulis Om Jay dan PGRI.
Dikenal dengan panggilannya Bu Nora, beliau adalah salah satu peserta yang bukunya telah tembus ke penerbit mayor PT. Andi Offset. Selain itu beliau juga pernah memenangi lomba karya tulis di Universitas Negeri Semarang.

Bu Nora memiliki karya berupa buku ajar kimia SMA, buku antalogi berjudul "Menciptakan Pola Pembelajaran Efektif Dari Rumah", buku Kiat Praktis Menulis Modul Berbasis Riset" yang merupakan ubahan dari Tesis menjadi buku.

Pernyataan yang saya tangkap awal kali, beliau menyatakan bahwa karya ilmiah baik Skripsi, Tesis dan Disertasi merupakan karya ilmiah yang dibuat untuk syarat kelulusan dan mendapat gelas akademik.
selebihnya jika sudah disidangkan atau telah dilakukan penilaian, KTI sudah pasti dibiarkan tergeletak begitu saja di rak Perpustakaan atau bahkan di gudang.

Sama halnya bagi yang sedang atau sudah pernah menulis PTK ataupun best Practice, setelah laporan PTK dibuat, dikumpulkan ke penilai angka kredit, laporan tersebut biasanya hanya akan disimpan oleh penulis sendiri. Jika beruntung, laporan PTK itu bisa terpajang di perpustakaan sekolah. Padahal, jika kita mengingat perjuangan untuk membuat dan menyelesaikan KTI tersebut, tentu tidak sedikit pengorbanan yang harus dikeluarkan, entah itu materi, waktu, atau bahkan psikis. Bahkan untuk sebagian orang ada yang menyelesaikan KTI sampai menghabiskan waktu berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun.
Lantas dengan perjuangan yang begitu berat dan panjang tersebut, apakah rela jika hasil perjuaangan tersebut hanya berakhir di rak perpustakaan saja? dan tentu tidak bisa bermanfaat bagi khalayak yang lebih luas!!

Yang lebih penting adalah muatan data dan temuan-temuan yang terdapat dalam sebuah KTI sudah barang tentu merupakan sebuah rangkaian informasi penting dan dapat bermanfaat bagi pemecahan persoalan faktual yang sedang dihadapi di lapangan.

Tentu sangat disayangkan apabila informasi dan data penting tersebut hanya tergeletak begitu di perpustakaan dan tidak bisa tersampaikan kepada masyarakat luas, terlebih dapat dinikamati oleh masyarakat luas sebagai rujukan yang dapat memberikan solusi nyata.
Beliau menawarkan sebuah solusi yang dinilai lebih memberikan banyak manfaat, yaitu mengubah nya menjadi buku.
Adapun manfaat karya ilmiah versi buku, diantaranya;

1. Dapat dibaca oleh masyarakat awam

2. Buku dapat diperjualbelikan,,jadi ada keuntungan material yang dapat kita peroleh

3. Bagi bapak ibu ASN, buku dapat dijadikan publikasi ilmiah yang dapat menambah poin angka kredit. Jadi selain mendapatkan poin AK dari laporan PTK, bapak ibu juga akan mendapatkan poin dari publikasi ilmiah berupa buku tadi. Sekali dayung 2 pulau terlampaui.

4. Jika buku bapak ibu banyak yang baca, banyak yang beli, ada kemungkinan nama bapak ibu sebagai penulis akan dikenal oleh banyak orang, ini juga merupakan keuntungan tersendiri

5. Ilmu yang ada, dapat tersebar bebas tanpa sekat jika sudah diubah menjadi buku

Kemudian sempat dijelaskan cara mengubah PTK menjadi buku, yaitu;
1. Ubah judul KTI atau PTK kita menjadi judul populer
Judul KTI versi BUKU hanya berfokus pada objek penelitian saja. Hilangkan materi, subjek, tempat penelitian. 

Sebagai contoh 
JUDUL TESIS 
 Pengembangan modul berbasis riset pada materi reaksi redoks untuk meningkatkan keterampilan generik sains siswa kelas X SMA 

Ketika diubah menjadi judul buku

 kiat menulis modul berbasis riset


 Dapat dilihat dari contoh judul ini, objek/fokus penelitian Tesis terletak pada pengembangan / pembuatan modul,,jadi ketika diubah menjadi judul BUKU, sesuaikan dengan fokus penelitian itu.

Tinggal ditambah kata : KIAT, JURUS, STRATEGI, CARA SUKSES atau yang lainnya.

2. Ubah bab I (pendahuluan) pada KTI menjadi bab I buku
Namun, disini ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu:
A. Hapus rumusan masalah
B. Hapus definisi operasional 
C. Hapus manfaat penelitian


Kita dapat mengisi bab I ini dengan memasukan permasalahan pembelajaran secara umum, alasan menggunakan metode/media/model pada pembelajaran, atau materi pelajaran yang kita teliti.

3. Bab II dan seterusnya pada KTI versi buku dapat diambil dari pengembangan kajian teori pada bab II KTI asli
Sebagai contoh bab 2 KTI yang merupakan landasan teori berisi
2.1. hasil belajar
2.2. media pembelajaran
2.3. Modul
2.4. metode pembelajaran
2.5 pembelajaran berbasis riset

Nah ini ketika menjadi buku dapat dibuat menjadi beberapa bab yaitu

Sub bab 2.1. hasil belajar menjadi bab 2 buku 
Bab 2 TEORI BELAJAR
2.1. belajar
2.2. permasalahan dalam pembelajaran
2.3. Hasil belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya


Sub bab 2.2. media pembelajaran menjadi bab 3 buku
Bab 3 MEDIA PEMBELAJARAN
3.1. Pengertian media
3.2. jenis media
3.3. manfaat media


Sub bab 2.3. modul menjadi bab 4 buku
Bab 4 mengenal modul 
4.1.pengertian modul
4.2. karakteristik modul
4.3.sistematika modul
4.4. kelebihan modul
Dan seterusnya hingga sub bab dalam bab 2 selesai.
Dengan demikian hanya dari bab 2 KTI saja, bapak ibu sudah dapat menuliskan/ mengubahnya menjadi beberapa bab dalam buku.

4. Bab V dapat diambil dari hasil penelitian dan pembahasan. 

A. Kita dapat memasukkan hasil penelitian KTI ke dalam buku kita. Ini dapat diawali dengan kata pengantar "pada bab ini merupakan uraian dari hasil penelitian.... ". 

B.Hilangkan semua kata Penelitian/ laporan PTK, laporan skripsi dan lainnya yang biasanya ada di karya ilmiah

C. Boleh menampilkan grafik tetapi jangan terlalu banyak. Cukup grafik yang penting saja. Grafik lain yang tidak ditampilkan, ubah dalam bentuk kalimat.

5. Secara kebahasaan dan penyajian, karya ilmiah versi buku haruslah berbeda dengan versi laporan. Susunan dan gaya tulisan bebas  terserah penulis, karena setiap penulis memiliki ide  dan kreativitas masing-masing  sesuai dengan pengalaman dan bahan bacaannya. Semakin literatnya penulis  maka akan semakin oke buku yang dia tulis. Hal ini karena membaca, berpikir dan menulis adalah satu rangkaian literasi yang tidak dapat dipisahkan. Selain itu, kita harus mengupayakan agar pembaca memahami isi buku kita secara lengkap, dan mengena apabila menjadi karya ilmiah kita diubah menjadi buku.
6. Berikanlah ulasan mengenai kelebihan dan kelemahan penelitian yang anda lakukan agar pembaca yakin bahwa anda benar-benar telah melakukan penelitian tersebut.
7. Daftar pustaka boleh menggunakan blog namun situs blog resmi seperti Kemendikbud.go.id, 
Jurnal ilmiah, e book, atau karya ilmiah lainnya dan yang perlu diingat yaitu jangan gunakan daftar pustaka berupa blog pribadi dengan domain blogspot, wordpress, dll.

8. Karya ilmiah versi buku minimal 70 halaman format A5 dengan ukuran huruf, jenis huruf, dan margin disesuaikan Dengan aturan Penerbit.

Dengan demikian, membuat buku dari karya ilmiah bukan berarti hanya mengubah cover dan judul saja sementara isi sama persis dengan KTI yang sudah kita punya. Itu merupakan suatu kesalahan karena jika seperti itu akan menjadi self plagiarisme untuk karya kita.
Kita harus mengubahnya sesuai dengan aturan yang ada sehingga KTI versi buku tidak akan sama struktur dan isinya dengan KTI aslinya.

Agar karya ilmiah kita memiliki manfaat yang lebih, maka dapat diubah ke dalam bentuk buku. Fungsinya agar dapat dibaca oleh para pengajar lainnya. Ini lebih baik daripada berbagi file laporan karya ilmiah kita. Jika karya ilmiah kita dibukukan, selain memberikan manfaat dalam berbagi ilmu, buku karya ilmiah karya kita juga akan memiliki ISBN. Ini sangat penting  dan mungkin dibutuhkan bagi pengajar untuk menambah nilai angka kredit. Selian itu, karya kita juga tidak akan lekang oleh waktu tentang kebermanfaatannya.

Disampaikan moderator menyela sesi sebelum tanya jawab, bu Aam Nurhasanah bisa jadi di luar sana banyak yang memiliki karya ilmiah dan tak sadar sebenarnya itu bisa dibuat buku solo, apalagi bagi yang gelar M.Pd. pasti punya skripsi atau tesis.

Setelah mengikuti hingga tuntas, ternyata benar, acara pelatihan belajar manulis kali ini sangat menarik, karena kita bisa membuat buku dari karya skripsi kita, atau sebagai guru yang telah membuat PTK juga bisa diubah menjadi buku bagus.

Mari kita berbagi inspirasi dengan terus menulis, dan semoga bisa membuat buku dari karya tulis ilmiah.

6 komentar:

  1. wow keren banget materinya, membuat karya ilmaih jadi buku yang enak dibaca, saya suka menerima materinya, peserta yang lain juga merasakannya, selamat hari raya idul adha, semoga kita menjadi orang yang bertakwa.

    BalasHapus
  2. Runtut tulisannya, mudah dipahami, jadi pengen cepat ubah KTI jadi buku

    BalasHapus
  3. Sayang banget kan kalau karya ilmiah di rumah di anggurin aja, buat buku aja, lumayan buat nambah angka kredit klo utk PNS kan

    Resume nya mantap

    Mampir ke blog saya Jagoan Banten

    BalasHapus

MENANGKAP KELEMAHAN SEBAGAI PELUANG

Dalam kehidupan berkeluarga atau berkarir tentu banyak dinamika, ada hal yang kita lihat sebagai hal normal, ada pula kejadian yang dirasa s...