Jumat, 30 Juli 2021

Mengatasi Writer's Block

 

Resume ke : 9

Tema : Mengatasi Writer's Block

Narasumber : Ibu Ditta Widya Utami, S.Pd. Gr.

Gelombang : 19

Moderator : Ibu Maesaroh

Materi Pertemuan pelatihan belajar menulis kali ini sangat menarik bagi saya, karena dari judulnya saja mengenai hal yang mungkin akan ditemui oelh semua penulis. Jika mampu mengatasi masalah writer's block tentu proses membuahkan buku akan relatif lancar, walaupun bisa jadi ada saja hambatan lain yang belum tuntas, namun setidaknya penyakit mental yang satu ini berhasil diatasi dulu. 

Menariknya lagi kegiatan ini diisi oleh narasumber yang sangat berpengalaman dalam dunia kepenulisan pernah meraih Penghargaan Bupati Subang (2020), pula peraih Penghargaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Subang sebagai guru berprestasi (2021). Prestasi literasinya yang membanggakan hingga karyanya yang mampu menembus Penerbit Mayor, memberikan jejak prestasi  literasi yang baik bagi tanah Subang. Beliau gemilang dengan karya di masa muda yang membahana, semangat literasi yang luarbiasa memikat hati para pembaca.  Penulis 6 buku karya tunggal, dan 12 buku karya bersama penulis lain, keren kan ...

Berdasar yang dialami narasumber ada 5 hal mental; siap bersedia konsisten , mental siap dikritik, mental siap belajar, mental siap ditolak dan mental mejadi unik.

Menulis merupakan kata kerja yang tentunya perlu ada hasil nyata, adanya banyak platform media, ada blog, facebook, whatsapp dan lainnya, tentu itu semua memberi banyak kita kesempatan untuk menyalurkan bakat menulis dan mengkonsistenkan pembiasan diri terkait menulis ini.

Kemudian mental siap dikritik, ketika suatu tulisan telah di publish tentu penulis harus siap menerima masukan, saran dan kritik. Karena kritik bisa jadi berefek baik, jika kita sikapi dengan positif. Kesiapan dikritik ini berhubungan dengan mental selanjutnya yaitu siap bertumbuh dengan belajar dan meningkatkan kemampuan kita. Semakin bangkit memperbaiki tulisan dan meningkatkan mutu tulisan kita salah satunya dengan melakukan riset dan memperbanyak bacaan.

Setelah kita menghadirkan karya yang menurut kita sudah baik, bisa jadi ditolak oleh penerbit, jadi kita perlu mental siap ditolak. Caranya dengan mencari alternatif-alternatif jalan solusi, kita bisa menerbitkan buku melalui penerbit Indie. Mental yang tak kalah pentingnya lagi yaitu siap menjadi unik. mental ini mendorong kita untuk bukan menjadi yang kedua dari duplikat penulis lain, namun tetap jadilah diri sendiri dan tunjukan keunikannya.


Sulit fokus dengan topik yang sedang ditekuni, misal karena penulis memasuki tema baru yang masih kurang terbiasa, tidak ada inspirasi menulis yang bisa dituangkan dalam tulisan bagusnya, menulis lebih lambat dari biasanya, atau merasa stres dan frustasi untuk menulis merupakan sebagian dari tanda-tanda kita terserang WB. Keadaan ini bisa menimpa penulis pemula maupun profesional. Karena writer's block umumnya tidak disebabkan oleh masalah komitmen/kompetensi menulis.

Perlu diketahui bahwa otak dan tubuh kita bukan mesin, maka ketika penat, beristirahatlah sejenak. Cari ruang dan udara segar. Lakukan hal-hal yang membahagiakan. Refresh kembali hati dan pikiran kita sehingga kita bisa mendapat inspirasi baru. Kemudian terlalu perfeksionis pun bisa menjadi penyebab kita sering terkena WB, misal menghapus tulisan dan mengganti-ganti dengan kata diksi lain yang ternyata malah keluar dari topik.

Jika ini terjadi, maka ingatlah kembali alasan awal kita menulis. Tujuan kita menulis. Masa-masa saat kita merintis menjadi seorang penulis. Belajar lagi dan carilah aktifitas yang bisa memotivasi dan menumbuhkan kemampuan menulis kembali. Karena tulisan yang baik adalah tulisan yang selesai, tuntas, bukan tulisan yang terhenti dijalan dan menggantung.

Semoga tantangan dan kesibukan hari hari kita tetap bisa ditahlukkan, kondisi senang, bahagia tentunya menjadi kondisi yang memicu produktifitas. Mari refresh perasaan dan pikiran kita agar ide yang bagus dapat kita tuangkan pada tulisan kita. Good by Writer's Block, let's go easy writing.



Rabu, 28 Juli 2021

Buku Mahkota Penulis, Buku Muara Tulisan

 

Resume ke : 8

Tema : Buku Mahkota Penulis, Buku Muara Tulisan

Narasumber : Bpk. Tamrin Dahlan, S.KM, M.Si

Gelombang : 19

Moderator : Mr. Bams


Pelatihan Belajar Menulis PGRI kali ini sangat menggugah saya, pasalnya narasumber di pertemuan 8 seorang penulis yang telah menerbitkan 40 buku, dan berprestasi menyampaikan ide-idenya di depan orang terkenal dan tokoh nasional. Dari situ saya sudah bisa diketahui bahwa narasumber memiliki pengalaman perihal literasi yang sangat banyak, panjang dan berliku. Ditemani moderator Pak Bambang, Bpk Tamrin menyampaikan terimakasih pada Omjay Berkat budi baik Omjay dirinya diperkenalkan dengan komunitas Guru Indonesia Hebat.

Beliau yang disapa pak Haji oleh moderator menyampaikan bahwa sesungguhnya buku ber ISBN adalah tanda keabadian bukti seorang manusia pernah hadir di muka bumi  ini. Buku tersimpan aman dan rapi di Perpustakaan Nasional. Era kemajuan teknologi banyak sekali kemudahan dalam menerbitkan buku.  Sungguh sangat sayang apabila Bapak Ibu sudah punya "modal' (tulisan yang sekian banyak) tidak dikumpulkan kemudian dijadikan buku. Buku adalah Muara Tulisan.  Tulisan nan terserak jangan dibiarkan begitu saja, segera kumpulkan dan kirim ke Penerbit.

Ide menulis sngatlah banyak, jangan khawatir kesulitan ide yang bisa ditulis karena kita bisa menulis dari apa yang kita sukai, bisa dari apa yang dipahami, dari hobi, bisa pengalaman, keluarga, lingkungan dan apasaja yang bermanfaat bila ditulis dan dibaca orang lain. Ketika narasumber mulai belajar menulis mengalami "kehilangan kata" sehingga tidak bisa melanjutkan atau menuntaskan tulisan. Sampai seorang Senior Jurnalis menasehati. "Menulis sebagai pemula tidak usah panjang panjang, cukup 5-7 paragraf saja". Mulailah menulis apa yang dialami, dilihat dan dirasakan yang terjadi disekeliling kita.  Inilah jenis tulisan yang paling mudah diselesaikan karena kita sudah ada modal yaitu 5 W 1 H.

Menulislah pakai gaya bertutur karena sesungguhnya ketika sesorang bisa bercerita / berkisah maka otomatis dia bisa menulis.  Toh menulis itu proses memindahkan apa yang ada di lisan menjadi tulisan.  Selamat mencoba. Ingat jangan pernah tinggalkan tulisan, Selesaikan.  Tidak usah dulu kita berbicara kualitas, toh semua orang memiliki penilaian subjektivitas masing masing.

Dari tulisan bisa menjadi buku, beberapa tulisan diibaratkan air yang mengalir, tetes demi tetes bergabung menjadi satu, mengalir jauh mencari tempat terendah hingga akhirnya bermuara di lautan. Muara lautan itulah buku. Jika kita telah menulis segera berbagi melalui media sosial agar tidak hilang begitu saja bisa lewat Website, Facebook, Blog, email atau lainnya.



Ada peserta, yaitu Pak Guru Misbahul Munir yang bertanya terkait syarat sebuah buku mendapat ISBN, terkait hal ini narasumber menyampaikan pada dasarnya semua naskah buku bisa mendapatkan ISBN. Paling tidak sesuai ketentuan UNESCO jumlah halaman 80.  Buku Orisinil karya sendiri. Yayasan Pustaka Tamrin Dahlan (YPTD) memiliki standar Ukuran Buku A5, Font 12 TNR, spasi 1.5 margin 1.5;1;1:1.  halaman minimal 150.

Penerbitan buku berbiaya dan rerata biaya cetak buku standard di YPRD Rp. 50.000 per exp. Penulis memiliki master buku berupa softcopy buku sehingga bisa memperbanyak buku dimana saja.  Pada Prinsipnya YPTD adalah Yayasan non profit, mewakafkan diri membantu teman teman Penulis menerbitkan buku Ber ISBN.

Tentang maraknya buku digital berISBN narasumber berpendapat bahwa Buku cetak tetap akan abadi digunakan para pembaca.  Kelemahan buku digital tergantung pada energi berupa listrik dan sinyal.  Tampaknya lebih nikmat membaca buku  memegang kitab yang bisa dilakukan dimana dan kapan saja.  Sistem pemasaran buku cetak berdasarkan pengalaman teman teman YPTD melalui jaringan komunitas via WAG atau sosial media lainnya. Bisa juga menggunakan jasa promosi lainnya.

Hal menarik yang ditawarkan YPTD adalah Syarat khusus : ada naskah buku. Proses editing disediakan YPTD oleh Volunter sahabat sesama penulis yang mewakafkan diri tanpa biaya.  Demikian pula dengan desain cover buku gratis. YPTD mampu menerbitkan buku  14 hari setelah naskah diterima. Sebaiknya Penelitian diselesaikan dulu agar Buku memiliki makna paripurna.  Ditunggu naskah Buku Boneka / puppet book story for children.

Semoga kita bisa menghimpun tulisan berharga kita yang berserakan menjadi karya buku-buku yang mengenalkan dan mengabadikan nama penulis. Buku sebagai muara tulisan dan berkontribusi besar bagi dunia literasi dan peradaban bangsa.


Senin, 26 Juli 2021

Memilih Bahagia Sejak Pagi

Menurut saya 'everyday is new day' setiap hari adalah hari baru. Artinya hari ini, kemarin dan besok, itu satuan waktu yang memiliki bentuk tantangan dan peluang serta kesempatan yang berbeda.
Ada orang yang pagi harinya dihiasi rasa bahagia dan ada pula orang yang pagi harinya dipenuhi kekecewaan.

Pagi yang bahagia menurut saya, pagi yang layak dan harus diperjuangkan untuk digapai. Pagi yang bukan mengalir saja tanpa sadar bahwa ada ancaman yang merusak peluang bahagia.

Buat saya, di setiap pagi hari adalah waktu dimana kita disodori 2 pilihan, mau gapai kesempatan bahagia sampai malam tiba, atau melewatkan moment kesempatan itu yang berakibat datangnya rasa kecewa meski tanpa kita undang.

Beruntunglah teman teman yang tersadar akan adanya pilihan itu, dan sempat memilih untuk bahagia, meskipun konsekuensinya sedikit berat. Baik sebagai suami, sebagai istri, sebagai orangtua maupun sebagai anak, masing-masing punya peluang menggapai bahagia di pagi hari.

Salah satu tantangan bagi pemilih pagi bahagia adalah tidak mengingat pengalaman buruk di masa yang telah lewat dan itu dapat merusak suasana hati. Tantangan lainnya bisa dengan mengingat rentetan tujuan aktifitas positif di sepenuh hari di pagi itu. Jika saya memiliki tujuan aktifitas untuk mencintai orang di sekitar dan berbagi bahagia, maka saya harus bahagia dulu.

Faqidu syai' la yu'thi (barang siapa tidak punya apa apa, maka tidak bisa memberi)

Jika tidak punya barang mungkin kita bisa hutang, beli lalu barang tersebut digunakan untuk dibagikan pada orang lain, namun jika rasa bahagia pagi, dimana bisa dibeli? ini adalah rasa yang harus dimiliki digapai sebelum berpartisipasi dan memberi kontribusi pada sesama.

Mari kita amankan pagi kita, dengan memilih bahagia sejak pagi, cermati ancaman yang memicu datangnya rasa kecewa, kecewa terkait hal apa saja perlu kita jaga. Hindari hinggapnya rasa kecewa pada diri kita sebelum mengecewakan pihak lain.


Menerbitkan Buku Semakin Mudah di Penerbit Indie

Tanggal Pertemuan : 26 Juli 2021 

Resume ke : 7

Tema : Menerbitkan Buku Semakin Mudah di Penerbit Indie

Narasumber : Bpk. Raimundus Brian Prasetyawan, S.Pd.

Gelombang : 19

Moderator : Ibu Aam Nurhasanah, S.Pd.


Pelatihan belajar menulis yang diselenggarakan Omjay PGRI ini sangat menarik bagi saya sekaligus menantang, pasalnya salah satu syarat lulus pelatihan ini adalah peserta menerbitkan buku solo.

Selain saya mendapat wawasan baru tentang motivasi dan pembiasaan menulis, di pelatihan ini juga ditunjukkan bagaimana kita bermitra dengan berapa penerbit baik penerbit Mayor maupun penerbit Indie.

Saat pertemuan ke 6, narasumber Pak Raimundus Brian Prasetyawan, S.Pd. yang ketika itu dimoderatori Bu Aam Nurhasanah, menyampaikan bahwa menerbitkan buku semakin mudah karena sekarang ini ada penerbit indie yang melayani penerbitan buku tanpa seleksi.

Bagi bapak ibu guru yang ingin mencetak buku, alternatif publikasi lewat penerbit indie menjadi solusi jitu. Meskipun kita harus merogoh kocek kita di awal sebagai biayanya, bapak dan ibu tidak perlu khawatir, sebab kita akan mendapat fasilitas pra cetak penerbitan dan itu memang konsekuensi dari penerbitan tanpa seleksi, sehingga biaya penerbitan menjadi tanggung jawab penulis untuk mendapat fasilitas penerbitan yang memuaskan.

Kini yang sebaiknnya lakukan adalah memahami betul ketentuan tiap penerbit dan memilih yang cocok dengan bapak/ibu. Penerbit memiliki penawaran dan ketentuan yang berbeda-beda.


Di pertemuan kali ke 6 ini bahas ketentuan menerbitkan buku di penerbit Gemala, cukup menarik karena untuk editing, Gemala melakukan edit ringan saja.

jika ingin cetak ulang lagi, harus di penerbit rekanan saya. Jumlah minimal cetak yaitu 10 eksemplar.

Diposter ada keterangan bahwa 300,000 itu untuk maksimal 130 halaman A5. Jika lebih dari itu akan kena biaya tambahan dan yang tidak kalah penting adalah jangan memberi target kapan buku harus selesai terbit. Karena naskah harus mengantri untuk diproses. Proses penerbitan paling cepat 1 bulan. tergantung antrian cetak dan ISBN

Nanti sebelum terbit, bapak/ibu akan diberi naskah buku PDF (dengan watermark) untuk dicek kembali

Jangan lupa naskah buku juga disertai kelengkapan naskah yaitu:

cover ( judul buku dan nama penulis saja), 

Prakata, daftar isi (tanpa nomor halaman), 

profil penulis, sinopsis (3 paragraf. Masing-masing paragraf 3 kalimat)

Prakata wajib ada dan ditulis oleh penulis sendiri. Kata Pengantar ditulis oleh orang lain dan tidak wajib ada. Biasanya peserta belajar menulis minta kata pengantar ke Om Jay.

Ada juga  paket penerbitan GRATIS, jika dari awal sudah berniat mencetak lebih dari 40 eksemplar. Jadi bapak/ibu tidak perlu bayar 300.000 karena yang dibayar adalah biaya cetaknya saja. Tidak ada ketentuan terkait minimal jumlah halaman. Biasanya buku kumpulan resume pasti bisa lebih dari 90 halaman A5.

Mari kita mencoba memanfaatkan fasilitas penerbit Indie sebagai mitra aktualisasi diri menerbitkan buku karya terbaik kita. Tiada akar rotanpun jadi, tidak terbit di penerbit mayor tak mengapa, masih ada penerbit Indie.

Sabtu, 24 Juli 2021

Menulislah Meski Anda Sedang Malas

Oleh : Teguh Prasetyo, S.Pd.

Membiasakan diri menulis dan menjadikan menulis sebagai passion untuk para penulis pemula bisa dilakukan dengan melakukannya kapan saja, bisa dengan meluangkan waktu misal 30 menit setiap ada kesempatan. Mengolah kembali ide yang direncanakan akan ditulis baik saat rasa mood muncul, atau saat terjangkit rasa malas.

Orang yang sedang malas biasanya punya alasan yang bisa diutarakan pada orang di dekatnya dengan lisan, begitu juga menulis. Saat kita sedang malas bukan berarti kita tidak bisa berkata dengan tulisan. Kita bisa menulis tentang topik yang menarik bagi diri sendiri, bisa juga tentang nilai nilai kehidupan yang bisa memupuk hal positif dalam diri kita.

Bayangkan, bila saat malas saja jari dan pikiran mu bisa berkolaborasi dan berpadu bersama perasaan jiwa positifmu. Bagaimana saat engkau keluar dari zona malasmu, engkau pasti akan banyak berkata dengan kemampuanmu yang baru, dengan kekuatanmu yang sesungguhnya.

Bukankah tidak ada penulis sukses yang tidak pernah berinteraksi dengan rasa malasnya?, Jika kita malas menulis setelah beberapa kali kita menulis, itu tandanya kita punya bakat menjadi penulis sukses, sesukses yang kita impikan.

Terus menulis saat malas bisa jadi akan mengarahkan kita pada zona ketidaknyamanan, namun yakinlah bahwa ketidaknyamanan itulah yang akan mengantar kita kembali dengan suka rela menuju zona nyaman baru.

Ayo teruslah menulis, baik dengan alasan malas, maupun dengan alasan lainnya.

Jumat, 23 Juli 2021

Menulis Membuatku Naik Kelas dan Berprestasi


Tanggal Pertemuan : 23 Juli 2021 

  • Resume ke     : 6
  • Tema               : Menulis Membuatku Naik Kelas dan Berprestasi
  • Narasumber  : Ibu Aam Nurhasanah, S.Pd. 
  • Gelombang    : 19
  • Moderator     : Ibu Maesaroh

Motivasi dalam menorehkan tulisan bermutu perlu dipertahankan dan ditingkatkan. Motivasi bisa muncul karena faktor dari luar, bisa juga karena dorongan intrinsik dari diri penulis. Kali ini kita akan belajar lebih mendalam agar naik kelas dan berprestasi melalui kegiatan menulis yang akan diisi oleh narasumber yang telah berprestasi sangat bagus, baik prestasi berlatih maupun buah prestasi yang dihasilkan melalui kegiatan kepenulisannya.

Beliau adalah Ibu Aam Nurhasanah, S.Pd, ia memulai karir sebagai penulis pemula, melangkah menjadi moderator, narasumber, kurator, sekarang sedang belajar menjadi editor dari naskah peserta kelas belajar menulis Omjay. Dengan keuletan dan komitmen menulis setiap hari, penulis pernah meraih Juara 1 Lomba Blog PGRI dan Juara 10 besar HUT AISEI kategori artikel favorit. Kini beliau telah melahirkan 20 buku ada yang ditulis secara solo ada juga yang antalogi bersama penulis lain.

Narasumber yang kerap kali dipanggil Bu Aam menyampaikan tips sukses yang telah mengantarnya menggapai puluhan prestasi yaitu tentang menemukan ide dan menyampaikan pesan. Ide beliau dapatkan dari para sahabat yaang ada di sekitar penulis. Ketika menulis yang ada dibenaknya adalah pengalaman mereka yang luar biasa. Terkait pesan yang disampaikan yaitu kerelaannya sebagai perempuan menerima paket kehidupan yang Allah berikan dengan suka dan dukanya.

Prosesnya sederhana yaitu dengan semangat saat mengumpulkan ingatan, ketika berusaha menentukan tokoh dan karakternya di setiap subjudul dan saat membuat outline atau daftar isi yang mau dijadikan sub judul. Kemudian lebih semangat lagi ketika hendak menulis apa yang ada di dalam pikiran, beliau memulainya dengan penggalan ayat dalam Al ‘Qur’an, hadis atau kalimat bijak dan motivasi selanjutnya berupaya sekuat tenaga 'From zero to hero'.

Baginya menulis buku itu,

 Menebar pengetahuan dan mendialogkan kebenaran 

 Mengikat makna menghimpun dan menebar gagasan 

 Tanda terima kasih kepada guru 

 Perjuangan yang menyenangkan 

 Bagaikan malaikat menyampaikan wahyu 

 Bagaikan designer merancang dan membuat baju 

 Bagaikan dirigen mengatur irama lagu

Luar biasa ya bapak ibu, penjiwaan Bu Aam tentang dunia kepenilisannya, pantas sekali semangatnya sangat tinggi meski sempat mengalami kendala-kendala kecil. Sempat merasa putus asa saat tidak bisa menulis resume dan bingung bagaimana cara menulisnya. Dengan berlatih lagi dan mengikuti saran membangun dari teman sesama peserta pelatihan belajar menulis, semangatnya tumbuh kembali.

Tentang Outline beliau menyampaikan bahwa sebelum membuat outline, jangan lupa mengumpulkan materi-materi yang mendukung. Bisa berupa kata-kata bijak, data statistik, teori, gambar, poin-poin penting, atau refleksi pribadi tergantung kebutuhan tulisan Anda. (Sumber: wikihow.com)

Persiapan membuat outline diantaranya;

  1. Langkah pertama yang harus dilakukan untuk membuat outline adalah memilih topik.
  2. Entah tulisan Anda nantinya akan bersifat reflektif, persuasif, informatif, berangkat dari penelitian, atau kombinasi dari beberapa hal tadi, 
  3. Anda tetap harus memilih satu fokus untuk menjaga pikiran Anda tetap pada jalurnya. (Sumber: wikihow.com)
QUOTES beliau ; "MENULISLAH AGAR HIDUPMU BERMAKNA, MENULISLAH AGAR HIDUPMU BERWARNA, MENULISLAH HARI INI AGAR ENGKAU DIKENANG ESOK HARI" AAM NURHASANAH

Narasumber juga memaparkan pentingnya menggunakan skala prioritas dalam mengatur waktu, agar sembari menulis buku, semua aktifitas tetap bisa tertangani, apalagi sebagai guru yang memerlukan banyak waktu dalam menyiapkan tugas mengajar dan membuat laporan kedinasan.

Sekian resume yang dapat saya tuliskan di blog ini. Kita jadi semakin tahu banyak hal untuk berupaya naik kelas dan berprestasi melalui kegiatan menulis. Semoga kita dapat menungkatkan semangat ketika mengumpulkan ide dan saat mewujudkan ide itu dalam bentuk tulisan. Syukur-syukur menerbitkan buku yang bermutu. Selamat berjuang.

Rabu, 21 Juli 2021

MARI MENGENAL PENERBIT INDIE

 

Tanggal Pertemuan : 21 Juli 2021 

Resume ke              : 5 
Tema                        : Mengenal Penerbit Buku Indie
Narasumber            : Bpk. Mukminin, S.Pd., M.Pd. 
Gelombang             : 19
Moderator              : Mr Bams

Pada resume kali ini saya coba menyampaikan tentang pelatihan belajar menulis yang bertajuk "Mengenal Penerbit Indie". Mungkin sebagian pembaca sudah tahu penerbit mayor dan penerbitan mandiri, kali ini mari kita simak apasih penerbit Indie?

Pemateri pada pelatihan kali ini yaitu Bapak Mukminin, S.Pd., M.Pd. dari Lamongan. Beliau Seorang guru di SMP Negeri I Kedungpring Lamongan sejak 1989 hingga sekarang. Pernah juga menjadi peserta menulis PGRI asuhan Om Jay gelombang 8.

Pengalaman menulisnya yaitu telah menerbitkan 2 buku solonya, dan 12 buku yang ditulis secara bersama. Selain itu beliau juga bekerja di Penerbit buku KAMILA PRESS Lamongan.

Dalam kesempatan kali ini beliau ditemani moderator yang sudah berpengalaman juga di bidang kepenulisan yaitu Bpk. Bambang.

Pemateri menyampaikan bahwa pada zaman melinial ini semua orang bisa menulis dan menerbitkan buku. Baik sebagai pelajar, mahasiswa, pegawai, guru, dosen, maupun wiraswasta. Menulis dan menerbitkan buku itu mudah, tidak serumit yg kita bayangkan. Apalagi sebagai seorang guru pasti bisa menulis baik fiksi maupun karya ilmiah. Guru memiliki banyak kisah dan pengalaman inspiratif tersebut perlu kita tulis dan terbitkan buku menjadi yang bermanfaat bagi orang lain atau pembaca.

Untuk bisa terlatih menulis memang butuh ketekunan dan perjuangan. Selain itu, perlu juga tekad dan motivasi tinggi agar tidak goyah saat menjalani proses menulis.

Berbicara motivasi, ada banyak kata-kata agar kamu terus semangat menulis. Melalui kata-kata mutiara tentang menulis bisa menjadi motivasi agar sukses dalam berkarya.

Kata-kata Mutiara smg motivasi diri:

1."Semua orang akan mati kecuali karyanya, maka tulislah sesuatu yang akan membahagiakan dirimu di akhirat kelak". - Ali bin Abi Thalib

2. "Kalau kamu bukan anak raja dan engkau bukan anak ulama besar, maka jadilah penulis". - Imam Al-Ghazali

Tahapan Cara Menulis dan Menerbitkan Buku yang Tepat.

Seorang yang ingin  bisa menulis dan menerbitkan buku, maka perlu memahami tahapan menerbitkan buku. Ada 5 tahapan yg harus dilalui: 

1. Prawriting

a.. Tahap awal penulis mencari ide apa yang akan ditulis dg peka terhadap sekitar ( Pay attention).

b. Penulis hrs kreatif menangkap fenomena yg terjadi di sekitar untuk menjadi tulisan.

c. Penulis banyak membaca buku.


2. Drafting

Penulis mulai menulis naskah buku sesuai  yang dengan apa yang disukai ( pasion). Boleh menulis artikel, cerpen, puisi, novel dan sebagainya dg penuk kreatif merangkai kata, menggunakan majas, dan berekpresi untuk menarik pembaca.


3. Revisi

Setelah naskah selesai maka kita lakukan revisi naskah. Merevisi tulisan mana yang baik dicantumkan, naskah mana yang perlu dibuang,   naskah mana yg perlu ditambahkan. 


4. Editting/ Swasunting

Setelah naskah kita revisi maka masuk tahapan editting. Penulis melakukan pengeditan. Hanya memperbaiki berbagai kesalahan tanda baca, kesalahan pada kalimat. Tahap ini boleh dikatakan sebagai "Swasunting" yaitu menyunting tulisan sendiri sebelum masuk penerbit, kan malu kalau banyak kesalahan. Maka penulis dituntut untuk memiliki kemampuan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai EBBI. 


5. Publikasi  

Jika tulisan Anda yg berupa naskah buku sudah yakin maka Anda memasuki tahap Publikasi atau penerbitan  buku.

Pertanyaannya apakah Anda sudah mempunyai pandangan penerbit yg akan menerbitkan buku Anda? 

Jawabnya adalah penerbit Independen ( penerbit Indie) yg bapak suka. Di dalam grup ini ada 3 peberbit indie:

✓ Oase

✓ Gemala

✓ YPTD dan 

✓ Kamlia Press Lamongan.


Bapak ibu sebelum menerbitkan buku marilah kita melek dulu tentang penerbit.

Bapak ibu sekalian yg hebat, penerbit buku ada macam. Pertama penerbit Mayor dan kedua penerbit Indhie. Apa perbedaanya? mari kita ikuti uraian berikut ini  : 

1.  Jumlah Cetakan di penerbit mayor. 

# Penerbit mayor  mencetak bukunya secara masal. Biasanya cetakan pertama sekitar 3000 eksemplar atau minimal 1000 eksemplar untuk dijual di toko-toko buku.

#Penerbit indie : hanya mencetak buku apabila ada yang memesan atau cetak berkala yang dikenal dengan POD ( Print on Demand) yang umumnya didistribusikan melalui media online Facebook, Twitter, Instagram, Youtube, WA grup dll.


2.  Pemilihan Naskah yang Diterbitkan

# Penerbit mayor : 

Naskah harus melewati beberapa tahap prosedur sebelum menerbitkan sebuah naskah. Tentu saja, menyambung dari poin yang pertama, penerbit mayor mencetak bukunya secara masal 1000 - 3000 eksemplar. Mereka ekstra hati-hati dalam memilih naskah yang akan mereka terbitkan dan tidak akan berani mengambil resiko untuk menerbitkan setiap naskah yang mereka terima. Penerbit mayor memiliki syarat yang semakin ketat, harus mengikuti selera pasar, dan tingginya tingkat penolakan.


# Penerbit indie : 

Tidak menolak naskah. Selama naskah tersebut sebuah karya yang layak diterbitkan; tidak melanggar undang-undang hak cipta karya sendiri, tidak plagiat, serta tidak menyinggung unsur SARA dan pornografi, naskah tersebut pasti kami terbitkan. Kami adalah alternatif baru bagi para penulis untuk membukukan tulisannya.


3.  Profesionalitas

# Penerbit mayor : 

Penerbit mayor tentu saja profesional dengan banyaknya dukungan SDM di perusahaan besar mereka.


# Penerbit indie : kami pun profesional, tapi sering disalah artikan. Banyak sekali anggapan menerbitkan buku di penerbit indie asal-asalan, asal cetak-jadi-jual. Sebagai penulis, harus jeli memilih siapa yang akan jadi penerbit Bapak Ibu dan Saudara-saudara. Jangan tergoda dengan paket penerbitan murah, tapi kualitas masih belum jelas. Mutu dan manajemen pemasaran buku bisa menjadi ukuran penilaian awal sebuah penerbitan. Kadang murah Cover kurang bagus, kertas dalam coklat kasar bukan bookpaper ( kertas coklat halus). Kami jaga mutu Cover bagus cerah mengkilat isi buku kertas cokal halus awet ( bookpapar).


4.  Waktu Penerbitan

# Penerbit mayor : 

Pada umumnya sebuah naskah diterima atau tidaknya akan dikonfirmasi dalam tempo 1-3 bulan. Jika naskah diterima, ada giliran atau waktu terbit yang bisa cepat, tapi ada juga yang sampai bertahun-tahun. Karena penerbit mayor adalah sebuah penerbit besar, banyak sekali alur kerja yang harus mereka lalui. Bersyukur kalau buku bisa cepat didistribusikan di semua toko buku. Namun, jika dalam waktu yang ditentukan penjualan buku tidak sesuai target, maka buku akan dilepas oleh distributor dan ditarik kembali oleh penerbit.

# Penerbit indie :

 Tentu berbeda kami akan segera memproses naskah yang kami terima dengan cepat. Dalam hitungan minggu bukumu sudah bisa terbit. Karena memang, kami tidak fokus pada selera pasar yang banyak menuntut ini dan itu. Kami menerbitkan karya yang penulisnya yakin karya tersebut adalah karya terbaiknya dan layak diterbitkan sehingga kami tidak memiliki pertimbangan rumit dalam menerbitkan buku.


5.  Royalti

# Penerbit mayor : 

kebanyakan penerbit mayor mematok royalti penulis maksimal 10% dari total penjualan. Biasanya dikirim kepada penulis setelah mencapai angka tertentu atau setelah 3-6 bulan penjualan buku.

# Penerbit indie : 

umumnya 15-20%  dari harga buku. Dipasarkan dan dijual penulis lewat fb, Instagram, wa grup, Twitter, status, dll


6. Biaya penerbitan

# Penerbit mayor : 

Biaya penerbitan gratis. Itulah sebabnya mereka tidak bisa langsung menerbitkan buku begitu saja sekalipun buku tersebut dinilai bagus oleh mereka. Seperti yang sudah disebut di atas, penerbit mayor memiliki pertimbangan dan tuntutan yang banyak untuk menerbitkan sebuah buku karena jika buku tersebut tidak laku terjual, kerugian hanya ada di pihak penerbit. 

# Penerbit indie : 

Berbayar sesuai dengan aturan masing-masing penerbit. Antara penerbit satu dengan yang  lain berbeda. Karena pelayanan dan mutu buku yang diterbitkan tidak sama.


Kami penerbitan KAMILA PRESS LAMONGAN 

melayani cetak buku, dengan jasa ISBN,  editing,  Lay out, dan  design cover buku  dengan harga terjangkau. 

# Syarat-syarat penerbitan di KAMILA PRESS LAMONGAN:

1. Kirimkan naskah lengkap mulai judul, kata pengantar, daftar isi, naskah lengkap sesuai urutan daftar isi, daftar pustaka, biodata penulis dg fotonya dan Sinopsis ( ditempatkan di cover belakang). Kalau ada Endors dari pakar ( orang ahli).

2. Ketik  A5 ukurannya 14,8 x 21 cm, spasi 1,15 ukuran fon 11 dan margin kanan 2 cm, kiri 2 cm, atas 2 cm dan bawah 2 cm. Gunakan huruf Arial, calibri atau  Cambria dan masukkan dalam 1 file kirim ke WA sy atau email gusmukminin@gmail.com

3. Untuk judul dan Cover. 

a. Untuk judul kalau kurang pas saya membantu mengusulakan kepada Bapak Ibu judul yang menarik. 

Cover buku: 

b. Cover buku boleh  sudah Bapak ibu buat kami tinggal poles biar cantik dan menarik dg kesepakan Bpk ibu. 

c. Cover minta kami buatkan. Siap. 

Bapak ibu silakan kirim  judul, nama penulis lengkap dengan  gelar, kata pengantar dari siapa. Minta warna apa, boleh ada ada foto penulis atau gambar  lain, 

Suka-suka. 

Contoh: Fasilitas di Penerbit KAMILA PRESS LAMONGAN

Selain mendapat fasilitas buatkan cover buku, layout, edit dan ISBN penulis juga dapat PO (Pre Order) promo buku dengana harganya serta dapat sertifikat dari penerbit yang kerja sama dengan  pencetakan.

Adapun rincian biaya cetak buku  TERBARU ( TERJANGKAU) di KAMILA PRESS LAMONGAN,  hub. hp/wa Mukminin, 081330944498, 

✓ Biaya Cetak buku  A5, kertas "Bookpapar (coklat halus)", 

termasuk biaya ISBN, Layuot, edit, cover buku: 


A. 60 halaman: 

#  Cetak 5 buku/ eksp. =  566.000

# Cetak 10 buku/ eksp. =  632.000, plus ongkir


B. 70 hlm:  

#  Cetak 5 buku = 570.000

# Cetak 10 buku = 650.000, . Plus Ongkir


C. 85 hlm : 

 # Cetak 5 buku = 580.000

# Cetak 10 buku = 660.000


D. 90 hlm:

# Cetak 5 buku = 600.000

# Cetak 10 Buku = 715.000


E. 100 hlm: 

# Cetak 5 buku = 635.000

# Cetak 10.Buku = 725.000


F. 125 hlm: 

# Cetak 5 buku = 650.000

# Cetak 10 buku = 751.000


G. 150 hlm= 

# Cetak 5 buku = 665.000

# Cetak 10 buku = 800.000


H. 200 hlm: 

# 5 buku = 695.000

# 10 buku = 841.000


I. 250 hlm:

# Cetak 5 buku = 725.000

# Cetak 10 buku = 900.000


J. 300 hlm:

# Cetak 5 buku = 753.000

# Cetak 10 buku = 957.000

#  SETELAH CETAK 10 BUKU DENGAN JUMLAH HALAMAN DAN HARGA TERSEBUT, 

Lebihnya dihitung harga cetak ulang :

1.  Cetak buku 60 hlm Harga @ 20.000

2. Cetak buku 70-75  hlm harga  @21.000

3. Cetak buku 100 hlm. Harga @ 23.500

4. Cetak buku 140 hlm harga @ 27.000

5. Cetak buku 150 hlm @ 30.000

6. Cetak buku   250 hlm. Harga @ 40.000

7. Cetak buku  300 hlm. Harga @  45.000

Secara teknis penerbitan buku akan banyak proses komunikasi antara penulis dan pihak penerbit, mari kita selesaikan langkah demi langkah seperti revisi dan swasunting semua perlu disampaikan. Selamat menulis dan mencoba menerbitkan melalui penerbit Indie yang sudah kita kenal. 

Senin, 19 Juli 2021

MENULIS BUKU DARI KARYA ILMIAH

 


Tanggal Pertemuan : 19 Juli 2021 

Resume ke              : 4 
Tema                        : Menulis Buku Dari Karya Ilmiah
Narasumber            : Ibu Noralia Purwa Yunita, M.Pd.
Gelombang             : 19
Moderator              : Ibu Aam Nurhasanah

Sepintas membaca flayer, semula saya kurang tertarik dengan judulnya, menulis buku dari karya ilmiah, serasa akan banyak kendala jika saya mempraktekannya, karena menulis buku saja bagi saya masih belum berhasil, apalagi membuatnya dari karya ilmiah. Saya masih harus mencari karya ilmiah milik orang, saya pelajari dulu dan saya peras intisari yang terselip di antara paragraf satu dan paragrap lain.

Satu sisi terasa sulit dan sisi lain ini sebuah tantangan, siapa tahu setelah membaca pemaparan pemateri saya mendapat pencerahan baru.

Dua puluh menit lagi acara dimulai, sayapun bersiap-siap menyalakan laptop dan siap mengunduh materi kalau-kalau file yang dibagikan berukuran agak besar. Kalau diunduh dari hp cukup membuat penuh penyimpanan di hp.

Terkait nara sumber, beliau bernama Ibu Noralia Purwa Yunita, M.Pd., beliau ternyata peserta gelombang 8 di kelas belajar menulis Om Jay dan PGRI.
Dikenal dengan panggilannya Bu Nora, beliau adalah salah satu peserta yang bukunya telah tembus ke penerbit mayor PT. Andi Offset. Selain itu beliau juga pernah memenangi lomba karya tulis di Universitas Negeri Semarang.

Bu Nora memiliki karya berupa buku ajar kimia SMA, buku antalogi berjudul "Menciptakan Pola Pembelajaran Efektif Dari Rumah", buku Kiat Praktis Menulis Modul Berbasis Riset" yang merupakan ubahan dari Tesis menjadi buku.

Pernyataan yang saya tangkap awal kali, beliau menyatakan bahwa karya ilmiah baik Skripsi, Tesis dan Disertasi merupakan karya ilmiah yang dibuat untuk syarat kelulusan dan mendapat gelas akademik.
selebihnya jika sudah disidangkan atau telah dilakukan penilaian, KTI sudah pasti dibiarkan tergeletak begitu saja di rak Perpustakaan atau bahkan di gudang.

Sama halnya bagi yang sedang atau sudah pernah menulis PTK ataupun best Practice, setelah laporan PTK dibuat, dikumpulkan ke penilai angka kredit, laporan tersebut biasanya hanya akan disimpan oleh penulis sendiri. Jika beruntung, laporan PTK itu bisa terpajang di perpustakaan sekolah. Padahal, jika kita mengingat perjuangan untuk membuat dan menyelesaikan KTI tersebut, tentu tidak sedikit pengorbanan yang harus dikeluarkan, entah itu materi, waktu, atau bahkan psikis. Bahkan untuk sebagian orang ada yang menyelesaikan KTI sampai menghabiskan waktu berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun.
Lantas dengan perjuangan yang begitu berat dan panjang tersebut, apakah rela jika hasil perjuaangan tersebut hanya berakhir di rak perpustakaan saja? dan tentu tidak bisa bermanfaat bagi khalayak yang lebih luas!!

Yang lebih penting adalah muatan data dan temuan-temuan yang terdapat dalam sebuah KTI sudah barang tentu merupakan sebuah rangkaian informasi penting dan dapat bermanfaat bagi pemecahan persoalan faktual yang sedang dihadapi di lapangan.

Tentu sangat disayangkan apabila informasi dan data penting tersebut hanya tergeletak begitu di perpustakaan dan tidak bisa tersampaikan kepada masyarakat luas, terlebih dapat dinikamati oleh masyarakat luas sebagai rujukan yang dapat memberikan solusi nyata.
Beliau menawarkan sebuah solusi yang dinilai lebih memberikan banyak manfaat, yaitu mengubah nya menjadi buku.
Adapun manfaat karya ilmiah versi buku, diantaranya;

1. Dapat dibaca oleh masyarakat awam

2. Buku dapat diperjualbelikan,,jadi ada keuntungan material yang dapat kita peroleh

3. Bagi bapak ibu ASN, buku dapat dijadikan publikasi ilmiah yang dapat menambah poin angka kredit. Jadi selain mendapatkan poin AK dari laporan PTK, bapak ibu juga akan mendapatkan poin dari publikasi ilmiah berupa buku tadi. Sekali dayung 2 pulau terlampaui.

4. Jika buku bapak ibu banyak yang baca, banyak yang beli, ada kemungkinan nama bapak ibu sebagai penulis akan dikenal oleh banyak orang, ini juga merupakan keuntungan tersendiri

5. Ilmu yang ada, dapat tersebar bebas tanpa sekat jika sudah diubah menjadi buku

Kemudian sempat dijelaskan cara mengubah PTK menjadi buku, yaitu;
1. Ubah judul KTI atau PTK kita menjadi judul populer
Judul KTI versi BUKU hanya berfokus pada objek penelitian saja. Hilangkan materi, subjek, tempat penelitian. 

Sebagai contoh 
JUDUL TESIS 
 Pengembangan modul berbasis riset pada materi reaksi redoks untuk meningkatkan keterampilan generik sains siswa kelas X SMA 

Ketika diubah menjadi judul buku

 kiat menulis modul berbasis riset


 Dapat dilihat dari contoh judul ini, objek/fokus penelitian Tesis terletak pada pengembangan / pembuatan modul,,jadi ketika diubah menjadi judul BUKU, sesuaikan dengan fokus penelitian itu.

Tinggal ditambah kata : KIAT, JURUS, STRATEGI, CARA SUKSES atau yang lainnya.

2. Ubah bab I (pendahuluan) pada KTI menjadi bab I buku
Namun, disini ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu:
A. Hapus rumusan masalah
B. Hapus definisi operasional 
C. Hapus manfaat penelitian


Kita dapat mengisi bab I ini dengan memasukan permasalahan pembelajaran secara umum, alasan menggunakan metode/media/model pada pembelajaran, atau materi pelajaran yang kita teliti.

3. Bab II dan seterusnya pada KTI versi buku dapat diambil dari pengembangan kajian teori pada bab II KTI asli
Sebagai contoh bab 2 KTI yang merupakan landasan teori berisi
2.1. hasil belajar
2.2. media pembelajaran
2.3. Modul
2.4. metode pembelajaran
2.5 pembelajaran berbasis riset

Nah ini ketika menjadi buku dapat dibuat menjadi beberapa bab yaitu

Sub bab 2.1. hasil belajar menjadi bab 2 buku 
Bab 2 TEORI BELAJAR
2.1. belajar
2.2. permasalahan dalam pembelajaran
2.3. Hasil belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya


Sub bab 2.2. media pembelajaran menjadi bab 3 buku
Bab 3 MEDIA PEMBELAJARAN
3.1. Pengertian media
3.2. jenis media
3.3. manfaat media


Sub bab 2.3. modul menjadi bab 4 buku
Bab 4 mengenal modul 
4.1.pengertian modul
4.2. karakteristik modul
4.3.sistematika modul
4.4. kelebihan modul
Dan seterusnya hingga sub bab dalam bab 2 selesai.
Dengan demikian hanya dari bab 2 KTI saja, bapak ibu sudah dapat menuliskan/ mengubahnya menjadi beberapa bab dalam buku.

4. Bab V dapat diambil dari hasil penelitian dan pembahasan. 

A. Kita dapat memasukkan hasil penelitian KTI ke dalam buku kita. Ini dapat diawali dengan kata pengantar "pada bab ini merupakan uraian dari hasil penelitian.... ". 

B.Hilangkan semua kata Penelitian/ laporan PTK, laporan skripsi dan lainnya yang biasanya ada di karya ilmiah

C. Boleh menampilkan grafik tetapi jangan terlalu banyak. Cukup grafik yang penting saja. Grafik lain yang tidak ditampilkan, ubah dalam bentuk kalimat.

5. Secara kebahasaan dan penyajian, karya ilmiah versi buku haruslah berbeda dengan versi laporan. Susunan dan gaya tulisan bebas  terserah penulis, karena setiap penulis memiliki ide  dan kreativitas masing-masing  sesuai dengan pengalaman dan bahan bacaannya. Semakin literatnya penulis  maka akan semakin oke buku yang dia tulis. Hal ini karena membaca, berpikir dan menulis adalah satu rangkaian literasi yang tidak dapat dipisahkan. Selain itu, kita harus mengupayakan agar pembaca memahami isi buku kita secara lengkap, dan mengena apabila menjadi karya ilmiah kita diubah menjadi buku.
6. Berikanlah ulasan mengenai kelebihan dan kelemahan penelitian yang anda lakukan agar pembaca yakin bahwa anda benar-benar telah melakukan penelitian tersebut.
7. Daftar pustaka boleh menggunakan blog namun situs blog resmi seperti Kemendikbud.go.id, 
Jurnal ilmiah, e book, atau karya ilmiah lainnya dan yang perlu diingat yaitu jangan gunakan daftar pustaka berupa blog pribadi dengan domain blogspot, wordpress, dll.

8. Karya ilmiah versi buku minimal 70 halaman format A5 dengan ukuran huruf, jenis huruf, dan margin disesuaikan Dengan aturan Penerbit.

Dengan demikian, membuat buku dari karya ilmiah bukan berarti hanya mengubah cover dan judul saja sementara isi sama persis dengan KTI yang sudah kita punya. Itu merupakan suatu kesalahan karena jika seperti itu akan menjadi self plagiarisme untuk karya kita.
Kita harus mengubahnya sesuai dengan aturan yang ada sehingga KTI versi buku tidak akan sama struktur dan isinya dengan KTI aslinya.

Agar karya ilmiah kita memiliki manfaat yang lebih, maka dapat diubah ke dalam bentuk buku. Fungsinya agar dapat dibaca oleh para pengajar lainnya. Ini lebih baik daripada berbagi file laporan karya ilmiah kita. Jika karya ilmiah kita dibukukan, selain memberikan manfaat dalam berbagi ilmu, buku karya ilmiah karya kita juga akan memiliki ISBN. Ini sangat penting  dan mungkin dibutuhkan bagi pengajar untuk menambah nilai angka kredit. Selian itu, karya kita juga tidak akan lekang oleh waktu tentang kebermanfaatannya.

Disampaikan moderator menyela sesi sebelum tanya jawab, bu Aam Nurhasanah bisa jadi di luar sana banyak yang memiliki karya ilmiah dan tak sadar sebenarnya itu bisa dibuat buku solo, apalagi bagi yang gelar M.Pd. pasti punya skripsi atau tesis.

Setelah mengikuti hingga tuntas, ternyata benar, acara pelatihan belajar manulis kali ini sangat menarik, karena kita bisa membuat buku dari karya skripsi kita, atau sebagai guru yang telah membuat PTK juga bisa diubah menjadi buku bagus.

Mari kita berbagi inspirasi dengan terus menulis, dan semoga bisa membuat buku dari karya tulis ilmiah.

Minggu, 18 Juli 2021

Kemampuan Anak Bercerita

 

Di suatu kesempatan mungkin Anda pernah bertanya pada seseorang yang memiliki data informasi dan berpengalaman, dan ternyata pertanyaan itu direspon dengan jawaban yang terlalu singkat. Padahal Anda sedang membutuhkan informasi yang detail terkait yang ditanyakan. Kita tidak bisa berharap banyak dari seseorang, jika kemampuan berceritanya kurang.

Suatu contoh juga, Anda bertanya pada anak dengan pertanyaan apa yang sedang telah kamu pelajari tadi waktu di sekolah? ternyata anak menjawab dengan sangat singkat, "tidak tahu".
Padahal anak berpengalaman dan terlibat dalam kegiatan belajar di sekolah.

Seorang anak yang memiliki kemampuan bercerita bisa saja menjawab, "oh...iya tadi aku main, saat sedang dijelaskan bu guruku, jadi kupa deh..", atau "tadi aku belajar tentang macam-macam energi, tapi pas sedang asyik belajar tadi aku kebelet banget, terus aku ijin deh ke belakang.."

Meskipun jawaban yang disampaikan sederhana tetapi itu menunjukkan bahwa alur cerita dan informasinya lebih berisi. Itulah yang saya maksud dengan kemampuan bercerita.

Kemampuan bercerita dibutuhkan di berbagai bidang, seperti: marketing, dosen, juru kisah, guru yang memberi intruksi pembelajaran, bahkan seorang pemandu wisata. Kemampuan ini perlu dilatih apalagi di era abad 21, dimana kecakapan berkomunikasi mendorong terjadinya proses kerjasama dan kolaborasi dalam menghasilkan karya masa kini.

Bagi guru atau pun orang tua kita perlu melatih siswa dan anak kita agar sedikit demi sedikit terasah kemampuannya dalam hal bercerita. Caranya bisa dengan meluangkan waktu untuk memperdengarkan suatu cerita dan bergantian anak bercerita tentang hal sederhanya atau tentang aktifitas keseharian yang ada di sekitar.

Orang tua jaman dahulu sering mengajak anaknya ngobrol, di saat HP belum menyita kebersamaan, di saat acara televisi belum mengambil banyak waktu dari konsentrasinya, saat saat seperti ini mengasah kemampuan bercerita. Sementara saat ini kebiasaan bercerita agak berkurang, pertemuan-pertemuan terbatas, tergantikan dengan kebiasaan berkirim pesan lewat pesan singkat lewat gadget. Hal ini memicu kurang terasahnya kemampuan bercerita.

Kemampuan bercerita bisa mendorong seseorang menyampaikan ide-idenya, mengutarakan gagasan atas solusi dari hasil berfikir kritis. Kemampuan bercerita bisa juga bisa menjadi sarana berbagi inspirasi, bahkan berdakwah menjelaskan konsep iman, islam, kisah penuh hikmah dalam kitab suci dan banyak hal yang perlu penjelasan.

Dari beberapa hal di atas kita bisa merencanakan penggunaan waktu luang dengan lebih berkualitas, berbincang dengan keluarga kita untuk mengasah kemampuan bercerita anggota keluarga. Mari ngobrol dan bertukar cerita demi menumbuhkan kecerdasan bersama.

MEMAHAMI GAJALA PADA SISWA DI AWAL TAHUN AJARAN BARU

 


Oleh: Teguh Prasetyo, S.Pd. 

Guru SD Islam Terpadu Bina Insani Semarang


Sebelum memulai kelas di tahun pelajaran baru, siswa perlu dipahami baik secara personal maupau selama kelompok. Memahami siswa secara personal bisa dari lingkungan sekitar keluarganya, mengenal kemampuan literasinya, dan bahkan kesulitan belajar serta keunggulan personal yang dimiliki siswa. Proses ini dikenal dengan sebutan asesmen diagnosis, sebuah istilah yang mencuat di era pergantian menteri pendidikan baru, Bpk. Nadim Makarim.

Seorang pengamat pendidikan Bpk Bukik Setiawan dalam obrolan guru merdeka belajar yang diunggah melalui akun youtube bertajuk: “Tanpa Asesmen Diagnostik, Pembelajaran Jarak Jauh Jadi Hambar” berpendapat bahwa, memahami murid dan menyelesaikan solusi atas masalah yang ada pada murid merupakan dua hal yang berbeda dan minimal para guru memahami dulu muridnya, adapun menyelesaikan masalah bisa dengan pendekatan kelompok dan cara lain.


Asesmen diagnosis berguna untuk memotret kondisi kesiapan belajar siswa dan menentukan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang akan dicapai siswa sesuai profil siswa. Dengan melakukan asesmen diagnosis guru ibarat seorang dokter yang akan menentukan langkah pengobatan dengan tepat. Guru juga ibarat seorang koki pemasak jitu yang mengenali bahan masakan yang tersedia dan selera konsumennya. Koki bisa menghadirkan cita rasa yang memuaskan lidah penikmat hasil masaknnya. Tanpa asesmen diagnosis diawal tahun, pembelajaran jarak jauh terancam berasa hambar.


Semoga guru-guru di Indonesia memiliki kemerdekaan cara, dengan kreatif mendiagnosis siswanya, menghimpun data tentang kondisi siswa, sebelum mengambil langkah merdeka belajarnya.

Sabtu, 17 Juli 2021

Membongkar Rahasia Menulis Hingga Menerbitkan Buku

 Tanggal Pertemuan : 16 Juli 2021 

Resume ke              : 3 
Tema                        : Membongkar Rahasia Menulis Hingga Menerbitkan Buku
Narasumber            : Rita Wati, S.Kom 
Gelombang             : 19
Moderator              : Bambang Purwanto (Mr.Bams)


Menulis hingga bisa menerbitkan buku merupakan idaman banyak orang, oleh karena itu menurut saya materi ini sangat menarik untuk diselami secara mendalam, sebab ternyata banyak juga guru atau teman-teman yang berprofesi lain, belum menuntaskan tulisan-tulisannya menjadi sebuah buku.

Kali ini alhamdulillah saya mendapatkan pelatihan menulis dengan pemateri yang berkompeten yaitu ibu Rita Wati, S.Kom dan ditemani seorang moderator yaitu bpk Bambang Purwanto di ruang pelatihan grup whatsapp.

Pemateri merupakan pengajar mata pelajaran Informatika di SMP Negeri 2 Mendoyo Kab.Jembrana Provinsi Bali. Beliau juga alumni Belajar Menulis bersama Omjay  Gelombang 10.

Awal mula ketertarikan pemateri pada kegiatan menulis sudah cukup lama, sejak 2 dekade lalu tahun 2001 di awal beliau menjadi mahasiswa. Karena pada saat itu ia berteman dengan seorang penulis yang telah menerbitkan buku. Hanya saja ia tidak tahu hendak menulis apa dan bagaimana cara memulainya. Sehingga keinginan tersebut hanya keinginan yang terpendam tanpa di eksekusi dan 4 tahun kemudian di tahun 2005, keinginan itu mulai menggebu kembali, saat itu ia tidak terlalu aktif mencari tahu group belajar menulis/ kelas menulis karena pada saat itu tidak seramai sekarang pelatihan menulis.

Akhirnya ia menulis apa yang ada di pikirannya, dan menghasilkan beberapa cerpen ala Rita Wati dan puncaknya ingin membuat novel dan telah berhasil sebanyak 80 halaman dan jika dijadikan A5 sudah sekitar 140 halaman dan kini beliau telah menjadi penulis di beberapa blog serta menerbitkan 4 buku solo, 1 buku duet bersama penulis lain dan 9 buku antologi.

Dalam menyampaikan materi, ibu yang berhobi membaca terkhusus buku-buku cerita sejak kecil ini mengemas pelatihan dengan bertanya jawab. Beliau sempat juga menggunakan media Whiteboard.fi untuk mendapatkan respon peserta pelatihan, yaitu aplikasi berbasis web yang dapat digunakan sebagai papan tulis berbasis digital.

Pemateri juga sempat menanyakan tujuan peserta mengikuti pelatihan menulis, apakah hanya sekadar, terpaksa persyaratan naik pangkat, hobi dan meningkatkan prestice, ataukah tambahan penghasilan?

Beliau menyampaikan manfaat menulis dari segi kesehatan seperti; 

  • Meredakan stres. 
  • Memecahkan masalah dengan lebih baik.
  • Menuangkan perasaan sesuai keinginan.
  • Memperbaiki suasana hati. 
  • Meningkatkan daya ingat.

sumber:https://www.alodokter.com

Ada juga rahasia menulis yang beliau sampaikan yaitu: 

  1. Menguasai diri sendiri
  2. Baca buku-buku terbaik
  3. Tulis semua ide yang muncul hingga tuntas, abaikan PUEBI untuk sementara.
  4. Latih menulis setiap hari (mulai dari 100 kata, 400 kata hingga 1000 kata.)
  5. Buat peta konsep / TOC 
  6. Tidak takut menunjukkan gagasan baru

Terkait penggunaan blog pemateri mengajurkan mempublikasikan karya tulis peserta di halaman blog, karena blog adalah salah satu media yang dapat mempublikasikan karya tulis, tanpa harus takut ditolak.

Baiklah itu beberapa point penting yang dapat saya tulis di resume kali ini, terbongkar sudah rahasia menulis hingga menerbitkan buku. Semoga bpk/ibu pembaca resume sederhana ini semakin berghiroh semangat menulisnya, mari rajin membaca bacaan berkualitas dan lanjutkan dengan menulis.


Rabu, 14 Juli 2021

TRIK CEPAT MENULIS RESUME DI BLOG


Tanggal Pertemuan : 14 Juli 2021 

Resume ke              : 2 
Tema                        : Trik Cepat Menulis Resume di Blog 
Narasumber            : Maesaroh,.M.Pd. 
Gelombang             : 19

Materi pelatihan belajar menulis kali ini sangat menarik bagi saya, karena dari judulnya saja sudah membuat penasaran dan menyimpan banyak pertanyaan, seperti mengapa perlu cepat menulis, padalah lambat pun tak mengapa. Tetapi beberapa hal memang terkadang perlu cepat menyajikan tulisan, misal karena kejar tayang, atau bahkan ada website berita yang lebih mengutamakan kecepatan penayangan informasi dibanding presisi keakuratan konten beritanya, karena banyaknya pembaca yang menunggu untuk membaca.

Materi tersebut disampaikan oleh ibu Maesaroh, M.Pd., peserta pelatihan yang berprestasi, yaitu berulang kali sangat cepat mengumpulkan tugas resume diurutan teratas. Beliau melakukan hal tersebut karena tekatnya yaitu meraih banyaknya pengunjung, selain itu pemateri juga sering menulis di beberapa blog, beliau memiliki pepatah yang berbunyi "bisa ala biasa" yaitu kemampuan menulisnya dimiliki karena telah melalui pembiasaan diri.

Trik yang disampaikan pemateri untuk bisa cepat menulis yaitu;

1. Ibu Maesaroh, M.Pd. selalu membiasakan diri duduk 10 menit di depan laptop sebelum materi dimulai

2. Selama duduk 10 menit tersebut saya selalu merangkai paragraf pembuka yang selalu dikemas dengan bahasa yang puitis. Serta menulis paragraf penutup dengan menyisipkan kalimat-kalimat motivasi.

3. Tulis resume dengan paragraf yang pendek-pendek. Pembaca blog cenderung bosan membaca paragraf yang  lama selesai, dengan membuat paragraf pendek, tulisan kita mudah difahami dan disimpulkan.

4. Menulis pernyataan Narasumber dengan gaya bahasa paraprase, atau bisa saja mengadopsi semua bahasa narasumber dengan memberikan tanda kutip. 

Beliau juga sempat berbagi tentang trik untuk menjadi penulis handal, yaitu kita harus memupuk mental baja dalam menulis dengan cara:

1. Tanamkan sikap percaya diri. Jangan merasa malu, karena tulisan yang kita anggap jelek akan menjadi luarbiasa bagi mereka yang tidak pernah belajar menulis.

2. Siap dengan segala kritikan. Meskipun terkadang budaya memuji lebih banyak dari budaya mengkritik, namun pujian itu harus membuat kita semakin memperbaiki tulisan. 

3. Bangunlah tulisan di berbagai Blog.

Hal ini amat perlu karena terkadang orang akan bosan melihat penampilan kita yang itu-itu saja. Ibarat memakai baju, tentu orang akan bosan jika baju yang kita pakai hanya warna hijau saja. Itulah sebabnya tulisan harus memiliki warna lain, salah satunya  tulisan kita pada blog lainnya.

Menulis di berbagai blog juga menanamkan mental penulis yang mudah beradaptasi dan tak segan memberi perubahan.

Semoga beberapa trik yang telah diulas memberi tambahan pengetahuan dan keterampilan kita agar bisa menulis cepat dan handal.

MENANGKAP KELEMAHAN SEBAGAI PELUANG

Dalam kehidupan berkeluarga atau berkarir tentu banyak dinamika, ada hal yang kita lihat sebagai hal normal, ada pula kejadian yang dirasa s...